TIMES BANJARNEGARA, PACITAN – Lorong SMPN 4 Pacitan yang biasanya dipenuhi suara canda siswa mendadak terasa sunyi dan mencekam, Selasa sore (25/11/2025). Bukan karena kejadian mistis, melainkan proses syuting film horor pendek karya siswa ekstrakurikuler Jurnalistik.
Proyek ini menjadi terobosan pembelajaran. Siswa tidak lagi hanya berlatih menulis berita atau wawancara, tetapi diajak menerjemahkan prinsip jurnalistik ke dalam bahasa visual film.
Pembina ekstrakurikuler Jurnalistik SMPN 4 Pacitan, Ami Wisna Rihadhian, S.Pd., menjelaskan bahwa produksi film tetap berpijak pada kaidah dasar jurnalistik. Mulai dari riset cerita berbasis mitos lokal Pacitan, observasi lapangan, hingga disiplin kerja ala ruang redaksi.
“Anak-anak belajar melakukan riset, mengolah sudut pandang kamera seperti teknik POV dalam jurnalisme, dan mengatur waktu produksi layaknya mengejar tenggat berita,” ujarnya, Selasa (18/11/2025).
Dalam prosesnya, siswa berbagi peran. Ada yang menjadi sutradara, penulis skenario, kameramen, hingga penata rias efek khusus. Semua dikerjakan secara kolaboratif.
“Rasanya mirip menulis berita investigasi. Informasi tidak boleh dibuka sekaligus, harus dibangun pelan-pelan supaya penonton penasaran,” kata Jihan Fauzia Anshor, siswi kelas IX sekaligus anggota tim produksi.
Kepala SMPN 4 Pacitan, Any Suprapno, menilai genre horor dipilih karena menantang kreativitas siswa secara utuh. Mulai dari penguasaan sinematografi, pencahayaan, audio, hingga editing.
Kerja keras itu berbuah hasil. Film horor karya siswa SMPN 4 Pacitan terpilih masuk 20 besar nominasi kategori Eksibisi dari 158 karya yang terdaftar pada Festival Film Horor (FFH) 2025. Festival ini diinisiasi oleh sineas Garin Nugroho dan diselenggarakan Komunitas Ruang Film Pacitan bekerja sama dengan Pemkab Pacitan, pada 12–14 Desember 2025.
Tim FFH 2025 menyebut kategori Eksibisi sebagai ruang apresiasi bagi karya dengan nilai artistik dan pendekatan narasi yang kuat, meski tidak masuk kompetisi utama.
Film tersebut juga ditayangkan di bioskop rakyat “Layar Bibir Berdarah” di Gedung Tobong Alun-alun Pacitan, Sabtu (13/12/2025), dan disaksikan ratusan penonton dari berbagai daerah.
“Ini bukan sekadar film, tapi cerita tentang ketekunan dan keberanian berkarya,” ujar tenaga pendidik SMPN 4 Pacitan, Aufa Khairullah, mengapresiasi kerja tim siswa.
Ucapan selamat juga disampaikan langsung oleh Efi Suraningsih, istri Bupati Pacitan sekaligus juri kategori Eksibisi FFH 2025. Ia mendorong para siswa untuk mempertahankan prestasi dan kembali berpartisipasi tahun depan.. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Dari Ekstrakurikuler ke Layar Lebar, Film Horor Siswa SMPN 4 Pacitan Masuk 20 Besar FFH 2025
| Pewarta | : Yusuf Arifai |
| Editor | : Ronny Wicaksono |