TIMES BANJARNEGARA, SURABAYA – Tuntutlah Ilmu sampai Negeri Cina, pepatah ini terdengar jamak tapi memang benar adanya.

Menimba ilmu di negeri orang bukan berarti tidak percaya dengan kualitas negeri sendiri. Jika ada kesempatan mendapat beasiswa, kenapa tidak untuk dicoba?

Seperti kisah dua alumni Universitas Airlangga (UNAIR)  Athari Farhani SH MH dan Faiqah Nur Azizah SH MH,  yang saat ini sedang menempuh pendidikan lanjut di Rusia melalui beasiswa.

Kedua sahabat ini menceritakan Rusia menjadi tujuan lantaran memiliki sistem pendidikan yang  berkualitas. 

Cerita ini disampaikan dalam webinar yang digelar oleh Direktorat Pengembangan Karir, Inkubasi Kewirausahaan, dan Alumni (DPKKA) UNAIR. Menempuh pendidikan di Eropa Barat rupanya tidak semuanya mahal. 

“Sistem pendidikan mereka berkualitas. Biaya hidup juga lebih terjangkau daripada negara-negara di Eropa Barat. Selain itu, juga ada kesempatan belajar bahasa Rusia serta keanekaragaman budaya dan sejarah,” ujar Athari mengkisahkan perjalanannya melalui webinar, Minggu (15/6/2025).

Tiga Jenis Beasiswa

Sementara itu, Faiqah menyampaikan peluang besar dalam meraih beasiswa studi lanjut di Rusia.

Terdapat tiga kesempatan, yaitu Russian Government Scholarship, Open Doors Scholarship, dan ASEAN-Russia Strategic Partnership Scholarship. 

Faiqah dan Athari mendapatkan beasiswa Russian Government Scholarship dalam menjalankan studinya tersebut. Merasakan besarnya manfaat beasiswa itu, Faiqah membagikan cara mencari informasi mengenai beasiswa tersebut.

“Kalian bisa mendatangi Pusat Kebudayaan Rusia yang menaungi beasiswa tersebut. Kalian bisa sharing langsung ke sana dan mendapatkan treatment yang baik oleh penyelenggara,” ungkap Faiqah, alumni Fakultas Hukum Unair ini. 

Selain beasiswa tersebut, Faiqah juga merekomendasikan beasiswa Open Doors Scholarship. Beasiswa ini terbuka bagi lulusan yang baru saja menyelesaikan program magister. 

ASEAN-Russia Strategic Partnership Scholarship juga menjadi beasiswa yang menurut Faiqah cukup menarik dari segi benefit yang didapatkan. 

Ia menyebutkan bahwa yang menerima beasiswa tersebut nantinya akan dididik menjadi diplomat Rusia. Namun, jenis beasiswa ini memiliki keketatan yang lebih tinggi. 

“Saya pernah ngobrol dan menariknya penerima beasiswa itu setiap tahunnya hanya terdapat satu kuota yang diperebutkan oleh satu Indonesia,” ungkapnya. 

Kisah insipirasi yang menarik, mungkin dari kalian ingin mengikuti jejak kedua sahabat ini.

Masih terbuka lebar dan banyak tawaran beasiswa yang menggiurkan. Dan ingat, biaya hidup Eropa Barat tidak selalu mahal. Yuuk kejar cita – citamu setinggi mungkin. (*)