TIMES BANJARNEGARA, PANGANDARAN – Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi ketika tekanan darah terhadap dinding arteri terlalu tinggi.
Kondisi ini umumnya ditandai dengan tekanan darah di atas 140/90 mmHG dan akan dianggap parah jika sudah menyentuh angka 180/120 mmHG.
Dokter Umum Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Pandega Pangandaran, dr. Fikri Dian Dinu Azizah, menjelaskan, berdasarkan penyebabnya hipertensi yang umum terjadi ada dua, yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder.
"Hipertensi primer adalah jenis hipertensi yang berkembang dari waktu ke waktu tanpa penyebab yang dapat diidentifikasi.
Sedangkan, hipertensi sekunder adalah jenis hipertensi yang terjadi dengan cepat dan bisa menjadi lebih parah daripada hipertensi primer," jelasnya, Jumat (20/6/2025).
dr. Dian mengatakan, ada beberapa hal yang menjadi penyebab hipertensi, salah satunya adalah karena faktor genetik dan hal tersebut merupakan resiko yang tidak bisa diubah.
Selain faktor resiko yang tidak bisa diubah, ada juga penyebab hipertensi yang memiliki resiko diubah, salah satunya adalah terkena hipertensi karena pola hidup yang tidak sehat.
Menurutnya, penyakit hipertensi itu memiliki dua risiko, yaitu risiko yang bisa diubah dan tidak bisa diubah.
"Risiko yang tidak bisa diubah di antaranya adalah terkena hipertensi karena genetik atau terkena hipertensi saat usia 60 tahun. Sementara risiko yang bisa diubah adalah hipertensi yang diakibatkan oleh pola hidup tidak sehat," katanya.
Penyebab Hipertensi
1. Faktor genetik atau keturunan
Artinya, ada mutasi gen atau kelainan genetik yang diwarisi orang tua sehingga membuat Anda, secara genetik, mengalami hipertensi.
2. Perubahan fisik
Perubahan fisik yang semakin menua bisa menjadi penyebab hipertensi. Jika penderita mengalami perubahan fungsi ginjal karena penuaan, maka keseimbangan garam dan cairan alami tubuh akan terganggu. Alhasil, tekanan darah tubuh ikut meningkat.
3. Pola hidup tidak sehat
Pilihan pola hidup yang dijalani merupakan penyebab hipertensi yang paling sering terjadi. Contohnya, kebiasaan merokok, terlalu banyak konsumsi makanan asin, terlalu banyak konsumsi makanan manis, serta kurangnya aktivitas fisik.
4. Adanya kondisi medis tertentu
Beberapa kondisi medis tertentu bisa menjadi penyebab hipertensi, salah satunya adalah penyakit ginjal.
Cara Mengobati Hipertensi
Pada dasarnya, pengobatan hipertensi yang direkomendasikan dokter disesuaikan dengan usia dan kondisi pasien, serta tingkat keparahan tekanan darah tinggi yang dialami.
Cara mengobati hipertensi yang umum direkomendasikan dokter, meliputi perubahan gaya hidup dan penggunaan obat penurun tekanan darah. Diantaranya adalah :
- Kurangi asupan garam
- Berhenti merokok
- Rajin olahraga
- Kelola stres
- Hindari konsumsi alkohol
- Terapkan pola makan yang seimbang
- Jaga berat badan
- Minum obat penurun tekanan darah
dr. Dian menekankan, meskipun sudah ada hipertensi sebaiknya mulai cegah dari sekarang dan hindari penyebabnya. Jika sudah terlanjur terkena hipertensi segera konsultasikan dengan dokter.
"Meskipun sekarang sudah ada obat hipertensi, sebaiknya cegah penyakitnya dari sekarang. Jika terlanjur punya hipertensi segera obati atau konsultasikan dengan dokter agar tekanan darahnya bisa dikontrol," pungkasnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Hindari Risiko Hipertensi dengan Tips Pola Hidup Sehat ala RSUD Pandega Pangandaran
Pewarta | : Acep Rifki Padilah |
Editor | : Ronny Wicaksono |