TIMES BANJARNEGARA, JAKARTA – Kementerian Pariwisata RI (Kemenpar RI) meminta agar wisatawan untuk rutin memeriksa perkiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) demi antisipasi potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Tanah Air.
"Cuaca sedang ekstrem seperti ini, memang kita minta (pemerintah) daerah dan wisatawan juga, untuk senantiasa melihat informasi yang disampaikan BMKG," kata Staf Ahli Menteri Pariwisata Bidang Manajemen Krisis, Fadjar Hutomo dikutip ANTARA di Jakarta, Kamis (20/11/2025).
Menanggapi risiko cuaca ekstrem menjelang libur natal dan tahun baru (nataru) ini, Fadjar menyampaikan bahwa BMKG memiliki informasi-informasi yang berkaitan dengan sejumlah destinasi wisata.
Informasi ini dapat membantu wisatawan untuk menyesuaikan dan mempersiapkan kebutuhan selama di perjalanan.
Wisatawan turut diminta untuk menghindari destinasi wisata yang dekat dengan aliran sungai guna meminimalisir risiko.
"Hindari daerah aliran sungai, karena kadang memang di tempat kita tidak hujan, tapi di hulunya hujan, itu yang sering terjadi," sambungnya.
Melalui Kedeputian Destinasi dan Pengembangan Infrastruktur, Kemenpar saat ini sedang menyusun sebuah surat edaran terkait dengan libur natal dan tahun baru (nataru) yang mencakup situasi cuaca ekstrem.
Surat edaran dikeluarkan untuk menyiapkan mitigasi risiko dari dampak buruk cuaca yang berbeda-beda di tiap daerah.
"Di situ ada risk assessment apa yang harus dilakukan karena tiap daerah kan risikonya beda-beda, daerah yang pantai beda sama yang pegunungan dan seterusnya," ucap Fadjar.
Sebelumnya, BMKG menyatakan Indonesia mulai memasuki periode puncak musim hujan yang berlangsung sejak November 2025 - Februari 2026, dengan potensi peningkatan curah hujan tinggi dan bencana hidrometeorologi banjir-tanah longsor. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Jelang Libur Nataru, Wisatawan Diimbau Rajin Cek Prakiraan Cuaca BMKG
| Pewarta | : Antara |
| Editor | : Ronny Wicaksono |